|
Mandi
Janabah
|
|
Mandi
wajib adalah istilah yang sering digunakan oleh masyarakat kita. Nama
sebenarnya adalah mandi janabah/junub. Mandi ini merupakan tatacara/ritual
yang bersifat ta`abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar.
1. Penyebab Hadats
Besar
Sedangkan hadats
besar terjadi bila ada salah satu hal-hal berikut:
|
a. Keluarnya
mani/sperma baik dengan sengaja atau tidak
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله تعالى عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { الْمَاءُ مِنْ الْمَاءِ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ , وَأَصْلُهُ فِي الْبُخَارِيِّ
Dari Abi
Said Al-Khudhri ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya air
itu (kewajiban mandi) dari sebab air (keluarnya sperma). (HR.
Bukhari dan Muslim)
b. Bersetubuh
Meskipun tidak keluar
air mani, namun yang penting telah terjadi persentuhan antara dua alat kelamin.
Dalil:
( 99 ) - وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { إذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ , ثُمَّ جَهَدهَا , فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ - وَزَادَ مُسْلِمٌ : " وَإِنْ لَمْ يُنْزِلْ " .
Dari Abi
Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Bila seseorang duduk di
antara empat cabangnya kemudian bersungguh-sungguh (menyetubuhi), maka sudah
wajib mandi. (HR. Muttafaqun 'alaihi)
Dalam riwayat Muslim
disebutkan : "Meski pun tidak keluar mani"
c. Meninggal
Yaitu kewajiban untuk
memandikan jenazah.
Dalil: Nabi Saw besabda
tentang muhrim (orang yang sedang ihram) tertimpa kematian,
"Mandikanlah dengan air dan daun bidara`.
d. Haidh/Menstruasi
Dalil:
Nabi SAW bersabda,`Apabila haidh tiba, tingalkan shalat, apabila telah
selesai (dari haidh), maka mandilah dan shalatlah. (HR
Bukhari dan Muslim)
e. Nifas
Berhentinya keluar darah sesudah persalinan/melahirkan)
f. Melahirkan
Habis bersalin meski tanpa nifas.
2. Hal-hal Yang Mewajibkan Mandi Janabah
a. Keluarnya mani / sperma
Baik dengan sengaja atau tidak
Nabi Saw bersabda,
"Sesungguhnya air itu (kewajiban mandi) dari sebab air (keluarnya
sperma).
b. Bersetubuh
Meskipun tidak keluar air mani, yang pentingtelah terjadi persentuhan
antara dua alat kelamin.
Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,`Apabila dua kelamin
bertemu, maka sudah wajib mandi. Aku memlakukannya dengan Rasulullah SAW maka
kami mandi.
c. Meninggal
Yaitu kewajiban untuk memandikan jenazah. Nabi Saw besabda tentang muhrim
(orang yang sedang ihram) tertimpa kematian,
`Mandikanlah dengan air dan daun bidara`.
d. Haidh / Menstruasi
Dalil : Nabi SAW bersabda,
Apabila haidh tiba, tingalkan shalat, apabila telah selesai (dari haidh),
maka mandilah dan shalatlah. (HR Bukhari dan Muslim)
e. Nifas
Yaitu berhentinya keluar darah sesudah persalinan / melahirkan)
f. Melahirkan
Yaitu sehabis bersalin meski tanpa nifas.
3. Rukun Mandi Janabah
Untuk melakukan mandi janabah, maka ada dua hal yang harus dikerjakan
karena merupakan rukun/pokok:
a. Niat dan menghilangkan najis dari badan bila ada.
Sabda Nabi SAW:
Semua perbuatan itu tergantung dari niatnya. (HR
Bukhari dan Muslim)
b. Meratakan air ke
seluruh tubuh (termasuk rambut)
Sabda Nabi SAW:
Setiap bagian di bawah
rambut adalah janabah, maka basahkanlah rambutmu dan bersihkanlah kulit.
4. Tata Cara Mandi
Janabah
Pertama kedua tangan
dicuci, kemudian mandi pertama kepala, kemudian terus dari bagian sebelah
kanan, kemudian kiri, terakhir cuci kaki.
Adapun urutan-urutan tata cara mandi junub, adalah sebagai berikut
a. Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun lalu mencucinya sebelum
dimasukan ke wajan tempat air
b. Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri
c. Mencuci kemaluan dan dubur.
d. Najis-nsjis dibersihkan
e. Berwudhu sebagaimana untuk sholat, dan mnurut jumhur disunnahkan untuk
mengakhirkan mencuci kedua kaki
f. Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut,
sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah menjadi basah
g. Menyiram kepala dengan 3 kali siraman
h. Membersihkan seluruh anggota badan
i. Mencuci kaki
Dalil :
Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW memulainya dengan mencuci
kedua tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan
kiri lalu ia mencuci kemaluannya kemudia berwudku seperti wudhu` orang shalat.
Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela
rambutnya, dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya telah basah beliau
menyirami kepalnya 3 kali, kemudia beliau membersihkan seluruh tubhnya dengan
air kemudia diakhir beliau mencuci kakinya (HR
Bukhari/248 dan Muslim/316)
5. Sunnah-sunnah Yang Dianjurkan Dalam Mandi Janabah:
a. Membaca basmalah
b. Membasuh kedua tangan sebelum memasukkan ke dalam air
c. Berwudhu` sebelum mandi
Aisyah RA berkata,`Ketika mandi janabah, Nabi SAW berwudku seperti wudhu`
orang shalat (HR Bukhari dan Muslim)
d. Menggosokkan tangan ke seluruh anggota tubuh .
Hal ini untuk membersihkan seluruh anggota badan.
e. Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu`.
6. Mandi Janabah Yang Hukumnya Sunnah
Selain untuk `mengangkat` hadats besar, maka mandi janabah ini juga
bersifat sunnah -bukan kewajiban-untuk dikerjakan (meski tidak berhadats
besar), terutama pada keadaan berikut:
a. Shalat Jumat
b. Shalat hari Raya
Idul Fitri dan Idul Adha
c. Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan Gerhana Bulan (Khusuf)
d. Shalat Istisqa`
e. Sesudah memandikan mayat
f. Masuk Islam dari kekafiran
g. Sembuh dari gila 8.
Ketika akan melakukan ihram.
g. Masuk ke kota Mekkah
h. Ketika Wukuf di Arafah
i. Ketika akan Thawaf, menurut Imam Syafi`i itu adalah salah stu sunnah
dalam berthawaf
Bagi muslim yang keluar mani sengaja atau tidak, maka dia dalam keadaan
junub, sehingga harus disucikan dengan mandi wajib. Jika tidak mandi, maka
shalatnya tidak sah.
7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Junub :
a. Mendahulukan anggota kanan dari anggota kiri seperti dalam berwudhu`.
Hal tersebut sebagaimana ditegaskan oleh hadits dari Aisyah, ia berkata:
`Rasulullah SAW menyenangi untuk mendahulukan tangan kanannya dalam segala
urusannya; memakai sandal, menyisir dan bersuci` (HR Bukhori/5854 dan
Muslim/268)
b. Tidak perlu berwudhu lagi setelah mandi. Sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadits dari Aisyah RA, ia berkata:
Rasulullah SAW mandi kemudian sholat dua rakaat dan sholat shubuh, dan saya
tidak melihat beliau berwudhu setelah mandi (HR Abu Daud, at-Tirmidzy dan Ibnu
Majah)
8. Hal-Hal Yang Haram Dikerjakan Oleh Orang Yang Junub
a. Shalat
b. Tawaf
c. Memegang / Menyentuh Mushaf
`Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci.` . (Al-Qariah ayat 79)
Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar termasuk juga orang
yang haidh dilarang menyentuh mushaf Al-Quran
d. Melafazkan Ayat-ayat Al-Quran kecuali dalam hati atau doa / zikir yang
lafznya diambil dari ayat Al-Quran secara tidak langsung.
`Rasulullah SAW tidak terhalang dari membaca AL-Quran kecuali dalam keadaan
junub`.
Namun ada pula pendapat yang membolehkan wanita haidh membaca Al-Quran
dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan takut lupa akan hafalannya bila masa
haidhnya terlalu lama. Juga
dalam membacanya tidak terlalu banyak.
Pendapat ini adalah pendapat Malik. Demikian disebutkan dalam Bidayatul
Mujtahid jilid 1 hal 133.
e. Berihram
f. Masuk ke Masjid
Dari Aisyah RA. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, `Tidak ku halalkan
masjid bagi orang yang junub dan haidh`. (HR. Bukhori, Abu Daud
dan Ibnu Khuzaemah.
No comments:
Post a Comment