Wednesday, June 5, 2013

Sistem Gerak (Tulang)



A.    Tulang
1.      Rangka
Perhatikan gambar di samping !
Fungsi rangka antara lain sebagai berikut.
a.       Sebagai alat gerak pasif.
b.      Tempat melekatnya otot rangka.
c.       Alat penunjang atau penahan tubuh agar tubuh tegak.
d.      Pelindung bagian yang lunak dan lemah, misalnya otak, mata, dan paru-paru
e.       Tempat pembentukan sel-sel darah.
f.       Memberi bentuk tubuh.
g.      Tempat penyimpanan zat kapur


2.      Macam-macam Tulang
a.      Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan atau kartilago terdiri atas sel-sel rawan yang di sekitarnya terdapat matriks. Matriks adalah zat interseluler di antara sel tulang rawan. Zat interseluler ini pada tulang rawan bersifat agak padat. Pada tulang rawan tidak terdapat pembuluh darah dan saraf, kecuali lapisan luarnya (perikondrium) bersifat lentur. Tulang pada anak-anak lebih banyak mengandung tulang rawan dibanding tulang pada orang dewasa.  
Berdasarkan sifatnya tulang rawan terbagi menjadi 3 macam.
1)      Tulang rawan hialin, yaitu jika zat interselulernya mengandung serat kolagen dan kondrosit, bersifat homogen.
Contoh : rangka janin, dan ujung tulang rusuk.
2)      Tulang rawan fibrosa, yaitu jika zat interselulernya banyak mengandung serat kolagen sehingga sangat kuat dan kaku.
Contoh   :  tulang kemaluan (tulang pubis, discus diantara tulang Vertabrata).
3)      Tulang rawan elastis, yaitu jika zat interselulernya terisi oleh serat elastis.
Contoh   :  daun telinga dan tuba eustachi
b.      Tulang Keras (Osteon)
Pembentukan tulang terjadi setelah rangka tulang rawan terbentuk. Sel-sel tulang menghasilkan suatu senyawa protein. Zat interselulernya menjadi keras karena diisi mineral yaitu 2/3 berat tulang, terdiri atas zat anorganik diantaranya senyawa kapur, fosfat, bikarbonat, kalium, sitrat, magnesium, dan natrium, serta 1/3 berat tulang terisi oleh zat organik, yaitu serabut kolagen dan pembuluh darah.
Makin dewasa seseorang senyawa kapur dan fosfat yang diendapkan dalam zat interselulernya makin banyak dan sedikit mengandung zat perekat. Itulah sebabnya tulang kakek-kakek yang patah susah untuk sembuh. Pada tulang keras, sel-sel tulang dan matriksnya mengelilingi pembuluh darah dan saraf sehingga merupakan suatu kesatuan yang disebut system havers. Proses pembentukan dan pengerasan tulang disebut osifikasi. Osifikasi dapat pula terbentuk karena tulang mengalami kerusakan. Osteosit terbentuk dari osteoblast.   

3.      Berbagai Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.
a.      Tulang Pipa
Tulang pipa terbagi atas bagian-bagian sebagai berikut.
1)      Bagian tengah disebut diafise.
2)      Kedua ujungnya disebut epifise.
3)      Diantara diafise dan epifise terdapat cakra epifise.
Pada anak-anak cakra epifise terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblast. Akan tetapi pada orang dewasa yang semakin tinggi, cakra epifise berupa tulang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga tersebut terjadi karena aktivitas osteoblast yang berfungsi untuk merombak sel-sel tulang menjadi rongga sumsum tulang belakang.
4)      Metafise, yaitu sambungan epifise dan diafise.
5)      Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti tulang mengandung osteoblast membentuk pembuluh darah dan jaringan ikat.
6)      Endosteum, yaitu selaput yang membatasi rongga sumsum.
b.      Tulang Pipih
Contoh: tulang belikat dan tulang tengkorak.
c.       Tulang Pendek
Contoh: tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, ruas jari, dan ruas tulang belakang.  


(a)           Tulang rawan mengandung osteorest,
(b)–(e)    perubahan osteoblast ke osteosit,
(f)            dan (g) mulai terjadi penulangan (pusat) osit, epifise kedua) pada epifise dan terbentuk cakra epifise.
(h)           penulangan selesai,
(i)            terbentuknya cakra epifise.                              
 















4.      Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Hubungan antartulang disebut artikulasi (arthrosis). Apabila hubungan dengan tulang digunakan untuk suatu gerakan diperlukan suatu bentuk khusus yang disebut sendi. Mekanisme gerak tulang dipengaruhi oleh bentuk sendi yang menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya dan kontraksi otot. Macam-macam hubungan antartulang sebagai berikut.
a.      Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan sedikit gerak atau sama sekali tidak ada gerakan antara kedua tulang. Ada tiga jenis sinartrosis sebagai berikut.
1)      Sinfibrosis, yaitu kedua tulang disatukan oleh jaringan ikat. Hubungan antara tulang ini menyebabkan tidak ada gerakan, misalnya hubungan antartulang tengkorak (sutura) pada bayi.
2)      Sinkondrosis, yaitu kedua tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan hialin. Hubungan ini memungkinkan ada sedikit gerakan, misalnya hubungan antara ruas tulang belakang dan tulang rusuk dengan tulang dada.
3)      Sindesmosis, yaitu kedua tulang dihubungkan oleh jaringan penyambung. Sindesmosis memungkinkan suatu gerakan terbatas.
Contoh: tibia fibularis inferior
b.      Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan, sehingga tulang dapat bergerak secara mudah. Pada kedua ujung tulang membentuk rongga sendi berisi minyak sendi (cairan sinovial).
Macam-macam diartrosis adalah sebagai berikut.
1)      Sendi Peluru
Hubungan ini berporos tiga, ujung tulang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang yang berbentuk cekung. Contohnya, pada lengan atas dengan tulang belikat dan pada tulang paha dengan tulang pinggul.
2)      Sendi Engsel
Hubungan ini berporos satu, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Contohnya, tulang pada siku, lutut, dan ruas antar jari.
3)      Sendi Putar
Hubungan ini berporos satu, ujung tulang satu dapat mengitari ujung tulang lainnya. Gerakan ini memungkinkan adanya gerakanrotasi yang berporos satu. Contohnya, hubungan antara tulang kepala dengan tulang atlas, tulang hasta, dan tulang pengumpil.
4)      Sendi Pelana
Hubungan ini berporos dua, kedua ujung tulang membentuk sendi. Gerakannya seperti orang naik kuda. Contohnya, hubungan antara tulang ibu jari dengan tangan dan tulang metakarpal dengan karpal.



 

























5)      Sendi Gulung (Ovoid)
Hubungan ini berporos dua, satu diantara dua ujung tulang berbentuk oval masuk ke dalam lekuk yang berbentuk elips, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak tulang lainnya. Contohnya, tulang telapak tangan dengan tulang pengumpil dan persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil.
6)      Sendi Kaku
Hubungan ini tidak berporos, kedua ujung tulang agak rata
 sehingga menghasilkan gerakan geser.
 Contohnya, hubungan antara tulang karpal (tulang pergelangan mata kaki). 

5.      Gangguan dan Kelainan pada Tulang
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat menggangu proses gerak yang normal. Kelainan dan gangguan dapat disebabkan oleh kuman atau kelainan susunan tulang dan sendi. 
a.      Gangguan pada Tulang
1)      Artritis, yaitu gangguan pada sendi yang disebabkan oleh kuman.
Ada dua macam artritis sebagai berikut.
a)      Artritis eksudatif, yaitu rongga sendi berisi getah radang (nanah). Hal ini menyebabkan rasa sakit pada setiap gerakan.
b)       Arthritis sika, yaitu berkurangnya minyak sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri pada waktu tulang sendi digerakkan. Artritis sika dapat disebabkan infeksi kuman honorrhoeae dan kuman sifilis. 
2)      Memar
Memar terjadi karena sobeknya selaput sendi. Sobeknya selaput sendi jika diikuti lepasnya ujung tulang dari sendi disebut urai sendi. 
3)      Layuh Semu
Layuh semu adalah keadaan tulang yang tidak bertenaga, ini disebabkan infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Infeksi ini menyebabkan rusaknya cakra epifise, sehingga tulang menjadi tidak bertenaga.
4)      Fraktura dan Fisura
Fraktura adalah patahnya tulang pipa. Apabila tulang yang patah tidak merobek kulit disebut patah tulang tertutup. Apabila tulang yang patah merobek sampai mencuat keluar maka disebut patah tulang terbuka. Apabila tulang hanya retak disebut fisura.
5)      Nekrose
Nekrose terjadi jika periosteum rusak, sehingga tulang tidak mendapat makanan, lalu mati dan mengering.   
b.      Kelainan Susunan Tulang
1)      Lordosis, yaitu jika ruas tulang belakang dilihat dari tampak samping tampak terlalu membengkok ke depan.
2)      Kiposis, yaitu jika ruas tulang belakang yang dilihat dari samping membengkok ke belakang.
3)      Skoliosis, yaitu jika ruas tulang belakang membelok ke kiri atau ke kanan.

No comments:

Post a Comment